Kolam Retensi untuk Atasi Banjir di Cimahi Masih Tahap Pengerukan Tanah

kolam retensi cimahi
Kolam retensi yang berada di Pasirkaliki, hasil kerja sama antara Pemkot Cimahi dan Pemkot Bandung untuk mengatasi banjir saat ini masih dalam proses pengerukan tanah. (Foto: Istimewa)

HALOJABAR.CO – Kolam retensi yang berada di Pasirkaliki, Kota Cimahi yang dibangun pada sejak tahun 2021 itu masih dalam pengerukan tanah.

Keberadaan embung atau kolam retensi itu digadang-gadang bakal memberikan solusi untuk persoalan banjir di beberapa wilayah Kota Cimahi yang memiliki tiga kecamatan.

Namun karena masih dalam proses pengerukan tanah, maka daya tampung kolam retensi hasil kerjasama antara Pemkot Cimahi dan Pemkot Bandung belum bisa dipergunakan secara optimal.

“Kami ingin embung atau kolam retensi di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara bisa segera disempurnakan pembangunannya oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS),” kata Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi, Sambas Subagja belum lama ini.

Nantinya, jika kolam retensi tersebut sudah dibangun 100 persen maka diperkirakan bisa menampung air hingga 59 ribu meter kubik. Untuk saat ini baru nampung 13 ribu meter kubik itu dikarenakan ada sedimen yang belum dikeruk.

BACA JUGA: Pilkada 2024: Hujan Guyur Wilayah Cimahi, Sejumlah TPS Banjir hingga Bocor dan Ambruk

“Kalau udah dibangun BBWS bisa lebih optimal,” sambung Sambas.

Menurutnya, keberadaan embung tersebut bisa mengurangi debit air yang menjadi penyumbang banjir di Kota Cimahi dan sebagian kecil di wilayah Kota Bandung.

Sebab, keberadaan kolam retensi itu seditiknya mengurangi debit air ke wilayah hilir.

“Paling tidak bisa menahan genangan ke wilayah Cigugur Tengah kalau untuk di Kota Cimahi, tapi memang kapasitasnya belum maksimal,” jelasnya.

Namun, apabila kolam retensi tersebut sudah dibangun seluruhnya, maka bakal berdampak terhadap penanganan banjir di Kota Cimahi. Pasalnya, air yang mengalir melalui Sungai Cilember sebagian akan tertampung di embung tersebut.

“Pengurangannya bisa 21-30 persen. Mudah-mudahan segera selesai sehingga akan mengurangi volume air,” pungkasnya.***