Kasus DBD di KBB Turun Signifikan, Dinkes Waspada Lonjakan saat Musim Pancaroba

kasus dbd kbb
Ilustrasi demam berdarah dengue. (Pixabay/WikiImages)

HALOJABAR.CO – Selama bulan Maret 2025, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan KBB hingga 12 Maret 2025 mencatat total ada 332 kasus DBD. Namun dari jumlah tersebut kasus yang muncul di Bulan Maret hanya sebanyak 10 kasus.

“Untuk di bulan ini kasus DBD yang dilaporkan menurun signifikan karena hanya ada 10 laporan kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra saat ditemui di Ngamprah, Rabu 12 Maret 2025.

Dikatakannya, pada Januari 2025, terdapat 172 kasus yang kemudian sedikit menurun menjadi 150 kasus di Februari. Dari semua kasus tersebut tidak ada laporan kematian warga akibat penyakit DBD.

Beberapa kecamatan di KBB mencatat jumlah kasus DBD yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Yakni ada di tiga kecamatan dengan kasus terbanyak adalah Cililin 62 kasus, Cihampelas 43 kasus, dan Cikalongwetan 36 kasus.

“Masyarakat usia produktif pada rentang usia 15-44 tahun mendominasi yang terserang penyakit ini dengan jumlah 141 kasus,” ujarnya.

BACA JUGA: Wilayah Padalarang KBB Penyumbang Kasus DBD Paling Banyak di Awal Tahun 2025

Kemudian lanjut Ridwan, berdasarkan kelompok usia kasus DBD juga paling banyak terjadi pada rentang usia 5 – 14 tahun 85 kasus, usia di atas 44 tahun 64 kasus, usia 1 – 4 tahun 35 kasus, dan usia di bawah 1 tahun 7 kasus.

Sementara dari aspek sebaran jenis kelamin, jumlah penderita laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan, dengan 174 kasus laki-laki dan 158 kasus perempuan.

Ridwan mengatakan, kasus DBD setiap tahunnya selalu menjadi perhatian pihaknya. Adapun untuk tahun ini jika melihat laporan per bulan, jumlah kasus DBD menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran DBD, terutama dengan memperkuat program 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang).

Serta menambahkan tindakan pencegahan seperti penggunaan obat anti nyamuk dan fogging di daerah rawan.

Pemerintah daerah juga mengajak warga untuk aktif dalam Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna mencegah lonjakan kasus, terutama di saat musim penghujan dengan intensitas tinggi seperti sekarang dan musim pancaroba.

“Kasus DBD di bulan ini memang turun, tapi kami mengimbau masyarakat untuk tidak lengah,” tandasnya.***