HALOJABAR.CO – Sekda Jabar Herman Suryatman bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah melaksanakan Apel Kehormatan dan Renungan Suci, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra Bandung.
Apel dilaksanakan selang lima menit memasuki Hari Kemerdekaan, Minggu (17/8/2025) pukul 00.05 WIB.
Tradisi tahunan dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang gugur demi bangsa dan negara. Prosesi ini juga penanda dimulainya peringatan ke – 80
Melalui doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk sebanyak 6.021 pahlawan yang ‘beristirahat’ di TMP Cikutra Bandung, momen sakral ini diharapkan jadi renungan sekaligus penghayatan nilai- nilai kepahlawanan.
Sehingga dapat tumbuh lebih tinggi jiwa kebangsaan, cinta tanah air, hingga rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.
BACA JUGA: Kirab Budaya HUT ke-80 RI Jabar, Bandung Jadi Pusat Semangat Merah Putih
Sekda Jabar Herman Suryatman kerap mengungkapkan, sikap kepahlawanan atau ksatria sejati sesuai falsafah Sunda yakni ‘cadu mundur pantang mulang mun maksud tacan laksana’ yang berarti pantang pulang, pantang menyerah sebelum cita-cita yang dituju tercapai.
Ini terbukti dengan para pahlawan yang rela gugur di medan tempur demi membela kemerdekaan Republik Indonesia. Sehingga momen yang berlangsung khidmat mengugah jiwa, yang mana dalam konteks Pemda Provinsi, tradisi ini mendongkrak spirit dalam memajukan daerah, khususnya mewujudkan Jawa Barat Istimewa.
“Malam ini 17 Agustus 2025, baru saja kami mengikuti Apel Kehormatan dan Renungan Suci untuk mengenang jasa paara pendahulu khususnya pahlawan kemerdekaan di Taman Makam Pahlawan Cikutra,” ujar Herman Suryatman.
“Kami generasi penerus, mudah- mudahan diberi kekuatan untuk meneruskan, memperjuangkan khususnya dalam membangun Jawa Barat Istimewa,” tambahnya.
Menurut Herman, Renungan Suci mengingatkan semua pihak bahwa kemerdekaan merupakan hasil perjuangan dan pengorbanan jiwa raga para pahlawan tanpa pamrih sedikit pun.
Dengan mengenang perjuangan para pahlawan, diharapkan dapat merekatkan persatuan dan kesatuan di era dinamis seperti sekarang.
Tradisi ini juga diharapkan mampu mendorong generasi penerus untuk mengisi kemerdekaan dengan sumbangsih positif bagi kemajuan bangsa.***