HALOJABAR.CO – Aksi tidak terpuji dilakukan oknum pegawai keamanan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu, tepatnya di kawasan Pemandian Air Keramat Cikahuripan yang diduga merusak monumen Eyang Madfai.
Oknum tersebut melakukan perusakan monumen Eyang Madfai (1897-1967) yang merupakan juru kunci pertama Gunung Tangkuban Parahu. Selain itu, ia juga menendang parukuyan atau anglo yang dipakai dalam upacara ritual adat dan budaya sunda.
Kejadian itu sempat dilihat seorang saksi dan didengar oleh pihak keluarga Eyang Madfai. Tindakan oleh oknum keamanan itu dianggap telah melukai hati pihak keluarga termasuk masyarakat Sunda.
“Sebagai keturunan Eyang Madfai, kami merasa terlukai atas apa yang telah dilakukan oknum tersebut karena tidak sepatutnya dilakukan,” kata Juru Kunci Gunung Tangkuban Parahu, Abah Suwandi, Jumat 20 September 2024.
BACA JUGA: Diiming-imingi Kerja Sebagai ART, Bocah 12 Tahun di KBB Jadi Korban Rudapaksa
Menurutnya, kawasan Pemandian Air Keramat Cikahuripan yang lokasinya tidak jauh dari Kawah Ratu telah ada sejak dulu dan kerap digunakan sebagai tempat ruwatan Gunung Tangkuban Parahu setiap bulan Muharam.
Awalnya letaknya ada di atas namun pada Februari 2023 dipindah ke bawah karena berbahaya sesuai rekomendasi Badan Geologi. Hingga sudah dilakukan penataan dengan tempat pemandian lebih layak dan tertutup.
Selain itu, lanjut dia, sudah dibangun Bale Tawasul, mushola untuk pengunjung, serta Monumen Eyang Madfai sebagai bentuk penghormatan selama hidupnya dalam merawat Gunung Tangkuban Parahu.
“Sudah seharusnya tempat tersebut dijaga bersama karena memiliki nilai-nilai budaya kesundaan. Aksi ini jelas ini telah menghina adat budaya Sunda, kami tidak terima dan pelaku harus ditindak,” tuturnya.
BACA JUGA: Warga KBB Jadi Korban Begal Usai Mengisi BBM di Padalarang, Motor Honda Beat Raib Dibawa Kabur
Senada, Pemangku Adat Gunung Tangkuban Parahu, Budi Raharja menyesalkan tindakan tersebut. Perilaku oknum pegawai itu tidak patut dicontoh karena tidak menghormati budaya dan adat leluhur.
“Tindakan itu sama saja dengan melecehkan dan menghina kearifan lokal adat dan budaya sunda dianggap sakral,” tegasnya.
Dirinya berharap perusakan ini diusut pihak kepolisian agar ada efek jera serta tindakan tak terpuji itu tidak terulang di kemudian hari.
“Pihak kepolisian harus turun atas tindakan oknum petugas keamanan ini karena sudah menyinggung masyarakat Sunda,” pungkasnya.***