Sebagai alumni yang kini berkecimpung dalam industri strategis pertahanan, Agung melihat pentingnya membangun kepercayaan, tata kelola yang transparan, serta koneksi lintas sektor. “Visi besar tidak akan berarti tanpa ekosistem yang kuat dan saling percaya,” tambahnya.
Dalam pernyataan penutupnya, Agung mengajak seluruh alumni ITB untuk membangun masa depan bersama, bukan hanya untuk kampus, tapi untuk bangsa.
“Ini bukan tentang satu nama. Ini tentang kita semua. Alumni ITB harus hadir bukan sebagai penonton, tapi sebagai pelaku utama perubahan. Kita mulai dari hal sederhana: bersatu, percaya, lalu bergerak.”
Dengan semangat tersebut, sesi Hearing Nusantara di Surabaya menjadi momentum awal membangun sinergi baru, membangkitkan semangat kebersamaan alumni, dan menegaskan kembali bahwa kontribusi alumni ITB bukanlah wacana, melainkan sebuah panggilan.
Sesi ini turut dihadiri Asisten Perekonomian Pembangunan Pemprov Jatim yang juga Pjs Bupati Ponorogo, Joko Irianto. Ia menyampaikan pandangan normatif mengenai peran strategis alumni perguruan tinggi dalam pembangunan daerah dan nasional.
“Alumni ITB adalah aset penting bangsa. Mereka memiliki kapasitas intelektual, pengalaman, dan jejaring luas yang jika terkonsolidasi dengan baik, dapat mendorong percepatan inovasi dan pembangunan, termasuk di Jawa Timur,” ujar Joko dalam sambutannya.
Joko juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dengan komunitas alumni perguruan tinggi. “Kami menyambut baik inisiatif seperti Hearing Nusantara ini, karena forum seperti ini bukan hanya ruang silaturahmi, tetapi juga wadah bertemunya gagasan, potensi, dan langkah-langkah konkret,” tambahnya.***