Ragam  

Antisipasi Risiko Penyakit, Yayasan Jiva Svastha Nusantara Gelar Edukasi Mutu Air Sehat

Yayasan Jiva Svastha Nusantara
Ketua IAKMI Kota Bandung Nilla Avianty (kiri) dan Kabid Advokasi Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Surya Putra, di sela kegiatan edukasi mengenai pentingnya air minum berkualitas, Sabtu 8 Februari 2025. (Foto: Istimewa)

HALOJABAR.CO – Yayasan Jiva Svastha Nusantara menggelar edukasi dan penyuluhan mengenai pentingnya air minum berkualitas di Kelurahan Wates, Bandung Kidul, Sabtu 8 Februari 2025.

Kegiatan ini diselenggarakan dengan dukungan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kota Bandung, dan berbagai Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Wates.

Kegiatan bertajuk “Indonesia Sehat Mulai Dari Air Bermutu” ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya konsumsi air yang higienis serta mencegah risiko penyakit akibat air tercemar.

Ketua Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Felicia Annelinde mengatakan, bahwa akses terhadap air minum yang berkualitas masih menjadi tantangan di banyak wilayah, termasuk di Kelurahan Wates.

“Kami melihat belum banyak elemen masyarakat, termasuk organisasi masyarakat sipil, yang memberikan perhatian khusus terhadap kualitas air minum. Oleh karenanya di tahun 2025, kami akan fokus pada inisiatif di bidang air bersih untuk mendorong kesadaran masyarakat,” ucapnya.

Menurut data Puskesmas Pasawahan, diare merupakan salah satu penyakit yang paling sering dilaporkan di Kelurahan Wates. Penyebab utamanya diduga berasal dari air minum yang terkontaminasi.

Berdasarkan studi oleh WHO (World Health Organization), risiko penyakit berbasis air dapat diminimalkan dengan memastikan pengelolaan air yang higienis di seluruh rantai penyediaan, mulai dari sumber hingga konsumsi di rumah tangga.

BACA JUGA: Jelang Ramadhan, Baznas KBB Lakukan Penguatan UPZ Untuk Optimalisasi ZIS

Ketua IAKMI Kota Bandung, Nilla Avianty menekankan, masyarakat perlu memahami konsep Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dalam pengelolaan air minum dan makanan untuk mencegah terjadinya risiko penyakit.

“Penyediaan air minum yang aman harus mempertimbangkan kebersihan di seluruh rantai penyediaannya, mulai dari sumber air, wadah penyimpanan, hingga cara konsumsi oleh masyarakat. Mengelola air minum dengan baik dapat menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan seperti diare,” terangnya.

Sebagian besar warga di wilayah ini mengandalkan depot air minum isi ulang sebagai sumber utama konsumsi harian mereka.

Namun, masih banyak depot yang belum menerapkan standar higienitas yang sesuai, meningkatkan risiko kontaminasi mikroorganisme berbahaya seperti Escherichia coli.

Oleh karena itu, penting bagi pemilik depot air minum isi ulang untuk memastikan perawatan teknologi filtrasi, menghindari genangan air, serta menjaga area depot agar bebas dari sumber kontaminasi seperti banjir, debu, dan asap.