ASN Staf Bagian Kesra Pemda KBB Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

pelecehan seksual asn kbb
Ilustrasi pelecehan, pemerkosaan. (Pixabay/ArturGorecki)

HALOJABAR.CO – Pelecehan seksual diduga dilakukan oleh seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) bagian staf Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Akibat kejadian tersebut, korban yang merupakan gadis berusia sekitar 20 tahun mengalami trauma sehingga harus mendapatkan pendampingan oleh petugas untuk memulihkan psikisnya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KBB, Rini Haryani buka suara terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum ASN Setda Pemda KBB.

“Korban telah mendapatkan pendampingan dan bantuan langsung dari pemerintah daerah,” kata Rini, Sabtu 29 Maret 2025.

BACA JUGA: Akses ke Media Sosial Mudah, Jadi Pemicu Maraknya Kasus Pelecehan di Sekolah

Rini menyebutkan, korban saat ini sudah kembali ke rumah. Meskipun mengalami trauma, kondisinya tidak tergolong trauma berat. Namun pihaknya terus berkomunikasi dengan keluarga untuk memastikan kebutuhan korban terpenuhi.

Dia menjelaskan, untuk korban bukan anak di bawah umur karena sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan secara usia sudah dewasa berusia 20 tahun. Meskipun secara penampilan dia seperti tampak masih berusia anak SMA.

Pihaknya pun telah memberikan opsi kepada korban untuk mendapatkan perlindungan di rumah aman atau pulang ke rumah keluarga. Hal tersebut untuk membuat korban merasa nyaman dalam menjalani hari-harinya.

“Ada petugas yang siap membantu kapan saja jika korban membutuhkan pendampingan lebih lanjut, termasuk layanan psikologis,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Rini menegaskan bahwa pemerintah tidak akan pandang bulu dalam menangani kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan.

Siapapun pelakunya harus diproses sesuai aturan berlaku dan pihaknya akan tetap berada di pihak korban dan mendampingi sampai pemulihan selesai. Pihaknya juga mendorong perempuan yang mengalami pelecehan seksual untuk berani melapor.

“Selama ini kami selalu mendampingi korban pelecehan atau pencabulan hingga pulih. Serta meminta agar para korban berani untuk bicara, untuk lapor, dan tidak diam saja,” ujarnya.***