Dibangun Swadaya Warga, Jalur Darurat di Punclut Lembang Minimalisasi Kecelakaan Fatal

Jalur Darurat Punclut Lembang
Lajur darurat di Kampung Sukasirna, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, KBB, yang dibangun secara swadaya menjadi penyelamat bagi pengemudi yang kendaraannya mengalami rem blong. (Foto: Istimewa)

HALOJABAR.CO – Keberadaan jalur darurat di kawasan Punclut, tepatnya di Kampung Sukasirna, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjadi penyelamat bagi pengemudi yang mengalami rem blong.

Adanya jalur darurat berupa jaring penyelamat menyerupai gawang sepakbola di sekitar jalan kawasan wisata Punclut, Lembang tersebut dapat menghindari kecelakaan yang lebih fatal ketika kendaraan mengalami rem blong.

Lajur darurat di wilayah tersebut diketahui merupakan inisiatif warga lantaran kerap terjadi kecelakaan. Terutama kendaraan roda dua atau sepeda motor, mengingat jalan di kawasan wisata Punclut memiliki kontur berbelok, naik dan turun.

Salah seorang warga penggagas lajur darurat Toni Alfin mengatakan, lajur darurat itu dibuat secara swadaya dengan menggunakan peralatan seadanya. Seperti besi, kayu dan ban bekas mobil.

Namun keberadaan lajur darurat tersebut belum maksimal lantaran masih ada pengendara yang mengalami luka meskipun tidak parah. Warga lalu mengusulkan ke Pemda KBB untuk memaksimalkan tempat tersebut.

BACA JUGA: Korban Kecelakaan yang 2 Tahun Terbaring, Semringah Dijenguk Paslon EDUN

“Dulu dibikin sama Karang Taruna dan warga dari besi sama ban bekas dipasang. Sekarang sedang diusulkan ke PUTR KBB supaya lebih layak,” terangnya kepada wartawan.

Dia menjelaskan, kawasan tersebut merupakan jalur ekstrem terutama bagi sepeda motor dengan kontur jalan yang curam dan berkelok.

Bahkan pada saat libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek kemarin, dalam satu hari 15 hingga 20 kecelakaan terjadi di jalur tersebut.

“Hari libur kemarin, sehari bisa 15 sampai 20 kecelakan. Tapi tidak dititik ini aja, ada tiga, yang diatas sini sama bawah,” jelasnya.

Awalnya, dirinya sempat mengajukan pembuatan gawang darurat tersebut di tiga titik yang dinilai kerap terjadi kecelakaan. Tapi hingga saat ini baru satu titik yang direspon, bahkan itu pun setelah adanya pelajar yang menjadi korban meninggal dunia.

“Saya ngajuin di tiga titik, apalagi yang di atas itu sangat perlu sekali karena jalannya belok juga terus curam,” pungkasnya.***