Digelar di Gunung Galunggung, Women Jungle Survival Course Diikuti 75 Peserta Se-Indonesia

Women Jungle Survival
Kegiatan Women Jungle Survival Course 2025 yang digelar di kawasan Gunung Galunggung, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, diikuti oleh 75 peserta dari seluruh Indonesia. (Foto: Istimewa)

HALOJABAR.CO – Women Jungle Survival Course (WJSC) 2025 kembali digelar di kawasan Gunung Galunggung, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.

Ini adalah kegiatan keempat setelah gelaran sebelumnya yang digelar pada tahun 2019, 2022, dan 2024. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 75 peserta dari seluruh Indonesia.

Selama 7 hari dari mulai 21-27 April 2025 puluhan perempuan hebat itu akan dibekali berbagai wawasan dan keilmuan yang langsung diberikan langsung oleh para ahli.

“WJSC 2025 ini adalah kursus jungle survival yang diinisiasi EIGER Adventure. Mereka bakal dibekali ilmu mengenai survival, seperti membuat bivak, membuat api, mencari bahan makanan dari tumbuhan maupun hewan,” kata Kepala WJSC 2025, Dini Hanifah, Rabu 23 April 2025.

Menurutnya tujuan kegiatan ini untuk membangun dan memperkuat mental para peserta, sehingga mereka bisa menjadi perempuan-perempuan tangguh yang mampu survive di berbagai lini kehidupan.

“Ilmu ini sangat berguna bagi temen-temen yang hobi berkegiatan di alam terbuka, untuk bisa survive,” sebutnya.

BACA JUGA: HARI GURU: Pemprov Jabar Beri Pelatihan kepada 50.000 Guru Penggerak

Sehingga ketika nanti para peserta dalam kondisi terjebak dalam kondisi survival mereka tidak bingung dan panik harus melakukan apa.

Sementara itu dalam dua tahun ini menyelipkan psikologi alam terbuka, dimana dalam kegiatan ini mental survival mereka bisa terbentuk untuk kehidupan sehari-hari.

Selain WJCS, ada beberapa kegiatan rutin seperti EIGER Mountain & Jungle Course (MJC). Di MJC ini pesertanya dicampur ada perempuan dan laki-laki. Untuk WJCS ini ingin ada kegiatan khusus perempuan karena stereotipenya banyak, seperti lemah, beban tim.

Kendati demikian, dengan diberikannya pelatihan yang notabene spesifik tentu diharapkan bisa membangkitkan kepercayaan diri mereka.

“Mereka juga diharapkan bisa berperan dalam tim mereka. Baik itu tim pendakian khusus perempuan maupun yang campur dengan teman-teman mereka yang lain,” ujarnya.

Terkait animo peserta, lanjut Dini, jumlah peserta kian meningkat, hanya saja lantaran adanya keterbatasan kuota, daya dukung latihan dan sumber daya pihaknya sehingga kuotanya dibatasi.

“Jadi memang peserta dalam WJSC ini hanya 75 orang. Secara keseluruhan yang mendaftar itu ada 750 peserta dari berbagai macam latar belakang. Ada ibu rumah tangga, karyawan, guru, mahasiswi, dan yang lainnya,” pungkasnya.***