Jembatan Penghubung Dua Kampung di Padalarang KBB Ambruk, Akses Warga Terganggu

Jembatan Ambruk Padalarang KBB
Jembatan penghubung antara Kampung Atlas Rancabali dan Kampung Sukamulya RT 04/05, Desa dan Kecamatan Padalarang yang terputus dikarenakan luapan air hujan deras pada Senin 24 Maret 2025. (Adi Haryanto/HALOJABAR.CO)

HALOJABAR.CO – Akses warga dua kampung di Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terganggu akibat jembatan ambruk.

Pasalnya jembatan penghubung antara Kampung Atlas Rancabali dan Kampung Sukamulya RT 04/05, Padalarang, KBB, terputus dikarenakan ambruk akibat luapan air hujan deras pada Senin 24 Maret 2025.

“Kejadiannya kemarin Senin, sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu saya sedang lewat, tiba-tiba ada suara keras seperti tembok roboh, ternyata jembatan ambruk,” kata salah seorang warga sekitar Iwan (63) saat ditemui, Selasa 25 Maret 2025.

Beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun akses penghubung jalan desa jadi terputus. Warga lantas memasang garis pembatas untuk mencegah kendaraan lewat karena khawatir jembatan akan roboh sewaktu-waktu.

Iwan mengatakan, sebenarnya saat kejadian cuaca sedang cerah. Sehingga warga menduga hujan deras yang turun sebelumnya menjadi pemicu utama jembatan ambruk. Derasnya air mengikis bangunan hingga akhirnya jembatan runtuh, menyebabkan jalan utama terputus total.

Ambruknya jembatan di Kampung Atlas sangat berdampak signifikan bagi warga, terutama dalam mobilitas sehari-hari. Banyak warga yang harus menempuh jarak hingga 5 km untuk mencari jalan alternatif.

“Jembatan ini menghubungkan RW 05, RW 06, dan RW 25. Mayoritas warga di sini adalah pedagang. Kalau harus memutar sejauh itu, tentu sangat merepotkan,” keluhnya.

BACA JUGA: Kurir Paket Jadi Korban Begal di Cimindi Cimahi, Alami Luka Tusuk dan HP Raib

Kemudian longsoran akibat ambruknya jembatan juga mengancam satu rumah warga yang berada di dekat lokasi kejadian dan terancam ambruk.

Dirinya menilai lambatnya respons dari Pemda KBB menjadi penyebab utama kejadian ini. Pasalnya, kondisi jembatan sudah dalam kondisi rusak sejak enam bulan lalu, namun tak kunjung diperbaiki.

“Kalau sejak dulu diperbaiki, mungkin tidak akan separah ini. Sekarang sudah ambruk, biaya perbaikannya pasti lebih besar,” ucapnya.

Warga mendesak Pemda KBB untuk segera mengambil tindakan sebelum kondisi semakin parah. apalagi kondisi jembatan sempat terdampak pergeseran tanah pada tanggal 7 Januari 2025. Namun sejak peristiwa itu terjadi tidak ada penanganan dari Pemda KBB.

“Warga ingin jembatan ini segera diperbaiki. Jangan sampai harus ada korban dulu baru pemerintah bergerak,” pungkasnya.

Sementara itu Diah Indrawati (54), pemilik rumah yang terancam longsor, mengatakan bahwa kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa adanya perbaikan yang mampu dari pemerintah.