HALOJABAR.CO – Pemda KBB berupaya keras meningkatkan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada transfer dana dari pemerintah pusat.
Hal ini diungkapkan oleh Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, dalam Rapat Paripurna DPRD KBB pada Jumat (15/8/2025).
Jeje mengungkapkan bahwa saat ini, proporsi pendapatan transfer dana dari pusat masih sangat besar, mencapai 71,13% dari total pendapatan daerah. Sementara itu, PAD hanya menyumbang 28,87%.
“Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan PAD demi mewujudkan kemandirian daerah melalui kapasitas fiskal,” ujar Jeje.
Dalam Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2025, Pemkab KBB menargetkan kenaikan PAD sebesar Rp31,54 miliar, dari target awal Rp952,02 miliar menjadi Rp983,56 miliar.
Kenaikan ini diharapkan berasal dari peningkatan pajak daerah sebesar Rp4 miliar dan retribusi daerah sebesar Rp27,54 miliar, terutama dari retribusi pelayanan kesehatan BLU.
“Pemkab Bandung Barat akan terus menggali sumber-sumber pendapatan daerah secara realistis, baik dari PAD maupun transfer pusat antar daerah, agar kapasitas fiskal daerah lebih kuat dan mandiri,” tegasnya.
Selain itu, Pemkab KBB juga berfokus pada peningkatan kualitas belanja daerah agar lebih produktif dan efektif.
Belanja daerah akan diprioritaskan untuk pemulihan ekonomi masyarakat serta peningkatan dan pembangunan infrastruktur guna membuka akses perekonomian dan mendukung program prioritas pembangunan daerah.
Ketua DPRD KBB, H. Muhammad Mahdi, menekankan pentingnya peningkatan PAD, terutama karena adanya potensi pengurangan transfer dana dari pemerintah pusat.
“DPRD KBB selalu mendorong agar PAD terus meningkat. Presiden sudah memberi peringatan agar daerah tidak bergantung pada dana transfer pusat,” kata Mahdi.
Mahdi menambahkan bahwa kepala daerah juga memberikan peringatan serupa terkait ketergantungan terhadap pajak tertentu.
“Kita diajak untuk mandiri dengan menaikan PAD, sehingga tidak bergantung transfer dana dari pemerintah pusat,” pungkasnya. advetorial