Korban Bencana Pergerakan Tanah di KBB Tunggu Janji Relokasi dari Pemerintah

Pergerakan Tanah KBB
Bencana pergerakan tanah yang melanda Kampung Cigombong RW 13 Desa Cibedug, Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat, pada Rabu 21 Februari 2024 yang mengakibatkan puluhan warga harus mengungsi. (Adi Haryanto/HALOJABAR.CO)

HALOJABAR.CO – Warga Kampung Cigombong RW 13 Desa Cibedug, Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang jadi korban bencana pergerakan tanah hingga kini masih menunggu relokasi yang dijanjikan pemerintah.

Pasalnya rumah-rumah mereka telah rusak. Kawasan yang jadi tempat tinggal warga sebelumnya juga sudah tidak bisa ditempati lagi karena dinilai rawan terjadi pergerakan tanah susulan.

Namun sayangnya setelah bencana pergerakan tanah di Cigombong, Rongga, KBB, yang terjadi pada Rabu 21 Februari 2024 tersebut, hingga kini warga belum ada kepastian kapan dan kemana mereka akan direlokasi.

Warga hingga kini masih harus menunggu realisasi relokasi yang dijanjikan pemerintah. Adapun bencana itu telah menghancurkan rumah dari 47 kepala keluarga dan juga bangunan sekolah.

“Beberapa bulan kita di tampung di tempat yang telah disediakan oleh pemerintah,” kata salah satu korban bencana, Wawan kepada wartawan beberapa hari lalu.

Menurutnya, berdasarkan janji pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat akan merelokasi, tetapi hingga saat ini belum ada kejelasan.

BACA JUGA: Bencana Pergerakan Tanah Rusak Puluhan Rumah di Cihampelas KBB, Warga Terpaksa Mengungsi

Sementara fasilitas kontrakan yang diberikan hanya 2 bulan yang dibiayai pemerintah. Sementara sisanya hingga kini ditanggung oleh warga. Untuk itu, warga berharap pemerintah yang baru saat ini, bisa cepat merealisasikan janjinya.

“Semoga Bupati, Gubernur, juga Presiden saat ini mendengar keluh kesah kami korban bencana pergeseran tanah,” harapnya.

Diberitakan sebelumnya pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Cigombong RT 04 RW 13 Desa Cibedug Kecamatan Rongga, KBB, Rabu 21 Februari 2024 telah mengakibatkan 8 lokal sekolah SDN Babakan Talang Satu, mengalami retak pada bangunan dinding serta lantai dan halaman sekolah.

Peristiwa itu juga mengakibatkan 4 rumah mengalami rusak sedang, 5 kepala keluarga diungsikan ke rumah kerabatnya dan 34 rumah lainnya terancam. Diketahui pula bahwa jalan lingkungan pun mengalami retakan sehingga tidak aman untuk ditempati.

Pergerakan tanah sudah mulai melaju menuju aliran Sungai Dadap. Pergerakan tanah bahkan sudah menggerus bangunan sekolah sampai delapan puluh persen, sehingga sudah tidak bisa lagi difungsikan. Sementara sampai saat ini ada 48 KK atau 12 jiwa yang mengungsi.***