David menerangkan, kekhawatiran dari sebagian masyarakat akan terjadinya kemacetan parah pada setiap momen Nataru. Kondisi ini, juga tak bisa dilepaskan dari makin bertambah banyaknya kompetitor destinasi wisata di daerah lain.
“Ya tentunya itu juga membuat orang banyak pilihan destinasi saat akan berlibur,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakannya, berdasarkan data yang diterimanya dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) KBB, rata-rata okupansi hotel dan penginapan di Lembang juga mengalami penurunan dibanding tahun lalu.
Tahun lalu, selama sepekan lebih data okupansi yang tercatat pada Kamis tanggal 21 Desember 2023 okupansi mencapai 85 persen, Jumat tanggal 22 (67 persen), Sabtu tanggal 23 (94 persen), Minggu tanggal 24 (99 persen), Senin tanggal 25 (83 persen), Selasa tanggal 26 (68 persen), Rabu tanggal 27 (74 persen), Kamis tanggal 28 (71 persen), Jumat tanggal 29 (70 persen), Sabtu tanggal 30 (81 persen), Minggu tanggal 31 (93 persen), dan Senin tanggal 1 (48 persen).
Sementara di tahun ini, pada Sabtu tanggal 21 Desember 2024 okupansi mencapai 82 persen, Minggu tanggal 22 (43 persen), Senin tanggal 23 (65 persen), Selasa tanggal 24 (52 persen), Rabu tanggal 25 (72 persen), Kamis tanggal 26 (60 persen), Jumat tanggal 27 (70 persen), Sabtu tanggal 28 (90 persen), Minggu tanggal 29 (55 persen), Senin tanggal 30 (50 persen), Selasa tanggal 31 (80 persen), dan Rabu tanggal 1 (59 persen).***