HALOJABAR.CO – SDN Cibungur 2 Batujajar di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi salah satu lokasi pertama yang menerima pendistribusian program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin 13 Januari 2025.
Menu makanan itu didistribusikan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Batujajar di Blok Gunung Sangar, RT 02/11, Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar, ke sembilan sekolah yang ada di daerah tersebut.
Sebelum dibagikan kepada para siswa, menu makanan yang berisi nasi, ayam krispi/ayam asam manis, sayur tahu dan wortel, susu serta buah jeruk itu dicoba lebih dulu oleh guru. Itu untuk memastikan kondisi menu makan gratis dalam kondisi laik konsumsi.
“Rasanya enak dan pas untuk anak sekolah, ya program ini bagus, sangat positif,” kata salah seorang guru usai mencoba menu Makan Bergizi Gratis, Heri Sumirat.
Kemudian makanan yang sudah disiapkan itu langsung dibagikan kepada siswa dari kelas 1-6 SDN Cibungur 2. Pembagian makan bergizi gratis ini disambut antusias oleh para siswa yang langsung menyantapnya.
BACA JUGA: Pasokan Makan Bergizi Gratis di Cimahi Dipantau Menpora Dito Ariotedjo
“Makanannya habis semua, tadi ada ayam, sayur sama susu juga. Semuanya abis,” ucap siswa kelas dua, Aditya Permana (8).
Kepala SPPG Batujajar Gilang Prakoso mengatakan untuk pembagian Makan Bergizi Gratis perdana di Bandung Barat ini ada 3.500 porsi yang didistribusikan untuk sembilan sekolah dan ibu hamil serta ibu menyusui.
“Ada 3.500 yang kita distribusikan, menu di hari pertama ini ada ayam fillet dibuat krispi, ada asam manis juga, ada sayur tahu wortel, ada susu ada jeruk,” terangnya.
Menurutnya untuk pemilihan menu ini pihaknya sudah melibatkan ahli gizi. Sehingga menu makanan yang diberikan kepada siswa maupun ibu hamil tentunya disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing.
“Semuanya melibatkan ahli gizi, ini sesuai dengan golongan-golongannya. Tentunya kelas 1-3 gizinya berbeda dengan kelas 4-6 sehingga dibuat sesuai kebutuhan,” terang Gilang.
Diakuinya sebelum dibagikan kepada siswa, makanan itu sudah melalui pengujian mulai dapur SPPG oleh ahli gizi hingga di sekolah oleh guru. “Tester itu diberikan untuk menilai apakah laik apakah ada yang basi makanannya,” ujarnya.***