President EV-READY dan CEO ALVA Motor Saling Sanggah Soal Harga EV di AEIS 2025

President EV-READY sekaligus Ketua APSCI Raine Renaldi dengan CEO ALVA Motor Purbaja saling adu argumen dan adu canda soal kendaraan listrik dalam Panggung AEIS 2025 di Jakarta, Kamis (4/9/2025). Foto/Istimewa

HALOJABAR.CO – Panggung AEIS 2025 menjadi adu argumen dan adu canda antara President EV-READY sekaligus Ketua APSCI Raine Renaldi dengan CEO ALVA Motor Purbaja.

Keduanya berdebat soal faktor terbesar yang memengaruhi harga kendaraan listrik roda dua di Indonesia, namun juga saling lempar humor yang mencairkan suasana.

Dalam sesi panel, Raine menyoroti masalah komitmen pemerintah, terutama soal kepastian subsidi motor listrik.

“Tanpa subsidi yang jelas, sulit menggenjot adopsi massal. Apalagi harga motor listrik ideal masih dianggap cukup tinggi oleh masyarakat,” tegas Raine, Kamis (4/9/2025).

Moderator diskusi, Chris Lau, kemudian membandingkan dengan kondisi di negaranya. Menurutnya, baterai menyumbang hingga 70% dari harga kendaraan listrik di sana.

Pernyataan itu segera ditampik oleh Purbaja. “Situasi di Indonesia berbeda. Porsi harga baterai hanya sekitar 40% dari total komponen. Jadi faktor lain justru lebih berperan,” jelasnya.

Raine pun menanggapi bahwa perbedaan ini tak lepas dari ketergantungan impor komponen EV di Indonesia.

“Sebagian besar komponen motor listrik kita masih harus diimpor. Itu yang menimbulkan selisih margin besar. Namun tren ini akan berubah ketika produk dan perakitan lokal mulai mendominasi,” ujar Raine.

Moderator sempat melempar pertanyaan menarik: bagaimana dengan dominasi brand besar dan merek baru yang mulai bermunculan di pasar motor listrik Indonesia? Raine langsung merespons dengan data yang mengejutkan.

“Saat ini ada sekitar 52 brand motor listrik di Indonesia,” ungkapnya, membuat Chris Lau tercengang.

Chris pun melanjutkan, “Kira-kira berapa yang akan bertahan sampai tahun 2030 nanti?”

Pertanyaan ini dijawab dengan tenang oleh Purbaja, “Saya hanya bisa bilang, brand ALVA akan tetap eksis di tahun tersebut,” ucapnya dengan yakin.

Ucapan itu segera disambut Raine dengan guyonan yang membuat suasana cair. “Satu-satunya alasan saya belum memulai brand motor EV sendiri adalah karena ALVA. Ownernya senior saya di Kadin, dan saya sendiri pakai ALVA One dan Cervo,” katanya, yang langsung disambut tawa renyah para panelis dan peserta forum.

Diskusi panel di AEIS 2025 ini memperlihatkan dinamika gagasan sekaligus kekompakan antar tokoh industri.

Meski berbeda pandangan, baik EV-READY maupun ALVA Motor sepakat bahwa masa depan kendaraan listrik roda dua di Indonesia sangat menjanjikan, terutama bila didukung strategi industri yang tepat dan konsistensi regulasi pemerintah. (*)