HALOJABAR CO – Warga Kampung Babakan Resmi RW 16, Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Deni Firman Rosadi (37) menggagas sebuah program Jumat Hijau.
Pria yang juga menjabat sebagai Kadiv Sosdiklih Parmas dan SDM KPU KBB ini aktif membangun dan memberdayakan masyarakat di kampung halamannya. Salah satunya untuk ‘ngabdi ka lemah cai’.
Program Jumat Hijau di Gununghalu, KBB, yang digagasnya adalah sebuah kegiatan menanam pohon-pohon produktif di sepanjang jalan lingkungan hingga gang-gang kecil di wilayah Kampung Babakan Resmi.
“Program ini tujuannya untuk menghijaukan wilayah kampung Babakan Resmi, termasuk menjaga alam dan lingkungan agar tetap lestari karena di wilayah selatan Bandung Barat ini dikenal rawan bencana longsor,” ucapnya, Senin 23 Juni 2025.
Menurutnya, dengan banyaknya pepohonan tentunya penyerapan air tatkala terjadi cuaca ekstrem, khususnya saat musim penghujan bisa lebih maksimal.
Disamping itu, tujuan tanaman-tanaman produktif untuk mendapatkan income. Sehingga bisa berkontribusi untuk membangun dan mengisi berbagai hal yang dibutuhkan oleh warga.
BACA JUGA: Agrowisata Kopi Gununghalu KBB Belum Ditunjang Fasilitas Memadai, Petani Butuh Pendampingan Edukasi
“Dengan begitu, Kampung Babakan Resmi bisa hidup dengan mandiri tanpa harus bergantung dari pemerintah,” tuturnya.
Hingga saat ini pihaknya sudah menanam sekitar 315 pohon cengkeh. Sementara targetnya adalah bisa menanam 1.000 pohon cengkeh.
Ke depan, pihaknya berencana menanam berbagai tanaman di halaman warga, seperti vanili, lada dan kopi. Hasilnya, sebagian untuk pemilik lahan dan sebagian untuk kebutuhan kampung.
“Asumsinya kalau hari ini bisa tertanam 1.000 pohon cengkeh dan satu pohon bisa menghasilkan 1 kilogram, misalnya harga cengkeh kering Rp80 ribu. Maka penjualannya bisa mencapai Rp80 juta dalam sekali panen,” harapnya.
Oleh karenanya, dirinya optimistis bahwa kampung mandiri itu bukan sekadar mimpi. Namun bisa jadi kenyataan dan taraf ekonomi masyarakat meningkat dan kampung pun terkelola dengan baik.
Dari uang hasil penjualan tersebut bakal diwadahi oleh koperasi kampung. Dimana saldo yang dimiliki bisa digunakan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan usahanya, untuk membangun fasos dan fasum, serta sarana keagamaan.
“Ketika semua itu tercapai, optimis segala sektor mulai dari sosial, ekonomi, budaya pendidikan, serta politik bisa teraktualisasi secara masif,” pungkasnya.***