Puluhan Rumah di Kompleks Lembah Parahyangan KBB Diterjang Banjir Bandang, Ketinggian Air 1,5 Meter

banjir bandang kbb
Tangkap layar video saat sejumlah warga tampak berusaha menyelamatkan diri saat banjir bandang menerjang Kompleks Lembah Parahyangan, RT 05/02 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, KBB, Kamis 27 Februari 2025 malam.

HALOJABAR.CO – Hujan deras yang turun pada Kamis 27 Februari 2025 malam, menyebabkan puluhan rumah di Kompleks Lembah Parahyangan, RT 05/02 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terendam akibat banjir bandang.

Ketinggian air mencapai 1,5 meter dan masuk ke rumah-rumah warga sehingga mengakibatkan banyak barang-barang berharga milik warga yang tidak terselamatkan.

Tidak hanya itu derasnya banjir membuat sejumlah kendaraan hanyut dan beberapa tembok rumah warga jebol.

“Kejadiannya setelah Magrib, tiba-tiba air datang dengan cepat dan merendam rumah,” kata salah seorang warga Kompleks Lembah Parahyangan, Ujang (60) yang rumahnya kebanjiran, Jumat 28 Februari 2025.

Dia dan keluarganya pun tidak sempat menyelamatkan barang-barang ke tempat aman. Sebab ketika tahu banjir pada saat air sudah masuk ke rumah dengan cepat dan tidak ada waktu untuk beres-beres.

Banjir yang baru pertama kali terjadi ini disinyalir meluapnya sungai akibat tertutup material longsor tembok penahan tanah (TPT) sebuah perumahan yang terletak di kawasan Kota Cimahi. Kondisi itu mengakibatkan air sungai terbendung sehingga meluap masuk pemukiman.

BACA JUGA: Banjir di Cimanggung Sumedang Berangsur Surut, BPBD Jabar Terus Lakukan Penanganan

“Lantaran ada longsoran TPT menutup sungai jadi airnya limpas masuk ke kompleks di sini. Tapi sekitar jam sembilan malam air sudah mulai surut,” tandasnya.

Ketua RT 05 Kompleks Lembah Parahyangan, KBB, Johanes Berchman Lose menyebutkan dampak banjir bandang mengakibatkan total rumah yang terendam banjir mencapai 43 unit. Dari jumlah itu sebanyak 14 rumah masuk kategori rusak berat.

Pihaknya memastikan tak ada korban atau warga yang mengungsi imbas bencana tersebut. Lantaran usai banjir surut masyarakat langsung melakukan pembersihan rumah.

Video banjir bandang di kompleks ini juga beredar juga di media sosial. Terlihat ada penghuni yang menyeberangi arus deras banjir itu dibantu warga lainnya berbekal tali tambang. Apesnya, arus yang kencang nyaris menyeret warga tersebut namun masih sempat tertolong.

Sementara itu, lanjut Johanes, langkah paling urgen pascabanjir adalah penanganan saluran sungai. Pasalnya, material TPT belum bisa dibersihkan sehingga khawatir terjadi banjir susulan.

“Jebolnya material TPT itu perlu ditangani cepat dan sungai dibersihkan, supaya kalau hujan besar lagi tidak kembali banjir,” harapnya.***