SPMB Tingkat SMP di Kota Cimahi, Pendaftar Lebih Banyak dari Daya Tampung Sekolah

SPMB SMP Cimahi 2025
Proses pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Kota Cimahi tahap pertama yang sudah digelar dan hasilnya diumumkan. (Adi Haryanto/HALOJABAR.CO)

HALOJABAR.CO – Sebanyak 16 SMP yang tersebar di setiap kelurahan di Kota Cimahi siap menampung siswa pada pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025. Total daya tampungnya mencapai 5.283 calon murid baru.

“Untuk daya tampungnya sekitar 5 ribu calon murid baru, sementara pendaftar itu kita prediksi lebih dari 7 ribuan anak. Memang pasti persaingan ketat, ada 2 ribu anak yang tidak akan diterima,” kata Ketua Pelaksana SPMB Kota Cimahi, Heni Tishaeni, Sabtu 28 Juni 2025.

Dikatakannya, jumlah calon murid baru di setiap rombongan belajar (rombel) pada masing-masing sekolah akan berbeda satu sama lain.

Misalnya SMP yang ada di kawasan padat penduduk, akan lebih padat ketimbang kelurahan yang jumlah penduduknya lebih sedikit. Setiap sekolah ada yang daya tampungnya 440 anak, 490, bahkan ada yang cuma 190 anak.

“Misalnya di Melong dan Cibeureum, itu kan wilayah padat penduduk, SMP 4 yang bisa mengakomodir itu per kelasnya sampai 45 anak. Kalau SMP lain mungkin cuma 36 anak,” sebutnya.

BACA JUGA: Pastikan SPMB 2025 Transparan dan Bebas Pungli, Kepala Sekolah Negeri di Kota Bandung Teken Pakta Integritas

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nana Suyatna mengatakan calon murid baru yang tidak diterima di SMP negeri diarahkan untuk bersekolah di swasta demi pemerataan.

Sebab arahan dari Kementerian Pendidikan itu prinsipnya anak sekolah di dekat rumah. Dengan mempertimbangkan sekolah swasta, sehingga kapasitasnya disesuaikan.

“Yang tidak diterima di sekolah negeri, bisa mendaftar ke sekolah swasta,” ucapnya.

Berkaca pada kisruh soal perubahan status calon murid baru yang mendaftar ke SMP melalui jalur prestasi pada tahap 1, pihaknya memastikan sistem sudah siap secara keseluruhan.

Hal tersebut telah menjadi bahan evaluasi tahap 1 itu salah satunya sistem aplikasi. Supaya tidak terjadi hal seperti kemarin sudah diantisipasi dan dipersiapkan agar tidak terulang kembali.

“Kejadian kemarin jadi pelajaran berharga, apalagi ini transisi untuk sistem SPMB di 2026, dengan kebijakan yang berubah sesuai pemerintah pusat,” pungkasnya.***