TPA Sarimukti Over Kapasitas, Walhi Jabar Sebut Kontribusi Terbesar dari Sampah Kawasan Komersil

sampah tpa sarimukti
Kondisi TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, KBB, yang mengalami over kapasitas disebabkan karena banyaknya sampah dari kawasan komersial yang tidak dikelola dengan baik. (Adi Haryanto/HALOJABAR.COM)

HALOJABAR.CO – Kondisi over kapasitas TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sudah diprediksi sejak jauh-jauh hari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat.

Itu dikarenakan kurang optimalnya pengelolaan sampah di TPA Sarimukti. Walhi Jabar menyebut sampah dari kawasan komersial jadi penyumbang terbesar di TPA Sarimukti.

Manajer Divisi Pendidikan Walhi Jabar, M. Jefry Rohman menyebutkan, data yang dimilikinya sekitar 847 ton sampah per hari itu dihasilkan dari kawasan komersial seperti pasar, mall, rumah sakit, katering, kuliner, dan yang lainnya.

“Sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti itu kebanyakan bukan dari masyarakat, tapi yang paling banyak dihasilkan dari kawasan komersial. Jadi kawasan yang berpengelola itu yang menyumbang sampah paling banyak,” tuturnya, Jumat 11 Oktober 2024.

Disinggung soal adanya komitmen bersama antara Pemda Provinsi Jawa Barat dengan 4 Kabupaten/Kota di Bandung Raya ihwal pembatasan volume pengiriman sampah ke TPAS Sarimukti, dirinya mengaku setuju.

BACA JUGA: Kuota Pembuangan ke TPA Sarimukti Dikurangi, DLH KBB Optimalkan 4 Mesin Pengolah Sampah

Pihaknya juga mendukung adanya Instruksi Gubernur (InGub) terkait larangan membuang sampah organik ke TPA Sarimukti setelah dicabutnya status darurat sampah di Bandung Raya beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, lanjut dia, berdasarkan survei dan pengawasan yang dilakukan Walhi Jabar, masih banyak sampah organik yang masuk ke bak sampah raksasa tersebut.

Berdasarkan data DLH Jawa Barat menyebutkan dalam dokumen Inventarisir Data Food Waste Cekungan Bandung sebanyak 2.327 ton sampah sisa makanan atau food waste diproduksi setiap hari. Sebanyak 60 persennya berasal dari Kota Bandung.

Artinya sebanyak 1.396,2 ton sampah sisa makanan (organik) diproduksi oleh Kota Bandung dan 874 ton berasal dari kawasan komersial (ssrt) atau 62,2 persen dan 515 ton berasal dari rumah tangga (srt) atau 36,9 persen.

“Kita sudah mewanti-wanti Pemda Provinsi Jawa Barat bahwa ada ancaman overload di TPA jika instruksi larangan buang sampah organik ini tidak dijalankan oleh masing-masing kabupaten/kota,” kata dia.

Walhi Jabar juga meminta Pemprov Jabar agar tidak mengkambing hitamkan masyarakat atas persoalan sampah yang terus melanda Kawasan Cekungan Bandung. Karena pada kenyataannya pengelolaan sampah yang tidak optimal di kawasan komersial menyebabkan TPAS Sarimukti terancam habis kuota dalam waktu dekat.

BACA JUGA: TPA Sarimukti Overload, Sekda Jabar Tinjau Kondisi Sampah di Pasar Caringin Bandung