Warga Perumahan Korban Banjir Bandang di Ngamprah KBB Keluhkan TPT di Wilayah Cimahi yang Dibangun Serampangan

banjir bandang kbb
Tangkap layar video saat sejumlah warga tampak berusaha menyelamatkan diri saat banjir bandang menerjang Kompleks Lembah Parahyangan, RT 05/02 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, KBB, Kamis 27 Februari 2025 malam.

HALOJABAR.CO – Warga kompleks Lembah Parahyangan, RT 05/02 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengeluhkan banjir bandang yang menerjang wilayah mereka.

Kondisi itu terjadi disinyalir akibat konstruksi asal-asalan tembok penahan tanah (TPT) yang dibuat pengembang klaster perumahan di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

“Penyebab banjir itu karena kirmir (TPT) longsor yang membuat sungai tertutup jadi airnya meluap ke pemukiman,” kata Ketua RT 05 Kompleks Lembah Parahyangan, Johanes Berchman Lose saat ditemui, Sabtu 1 Maret 2025.

Pihaknya sudah mengingatkan agar pengembang memperbaiki konstruksi TPT karena tumpuannya cuma karung. Kemudian pembuatan TPT tersebut tanpa mempertimbangkan kemiringan tebing serta tumpuan kokoh.

Selain itu, pemakaian besi penyangga TPT serta tingkat kelebaran tembok tak menyesuaikan dengan beban tanah yang disangga. Otomatis saat hujan deras, TPT tersebut ambrol dan menutup sungai di bawahnya.

BACA JUGA: Puluhan Rumah di Kompleks Lembah Parahyangan KBB Diterjang Banjir Bandang, Ketinggian Air 1,5 Meter

“Warga sudah beberapa kali protes kepada pengembang agar memperbaiki konstruksi TPT karena saat pengurukan berangakal dalam pembuatan TPT banyak material batu yang jatuh ke sungai,” keluhnya.

“Tapi protes itu tidak digubris, bahkan kami juga sempat lapor ke Pemkot Cimahi karena perumahan itu berada di Cimahi,” sambungnya.

Pihaknya berharap pengembang perumahan segera bertanggung jawab. Terutama melakukan pembersihan longsor TPT yang masih menutupi badan sungai. Khawatirnya jika tidak segera ditangani maka banjir susulan akan terjadi.

“Ini kalau gak ditangani maka banjir akan terjadi lagi, apalagi sekarang intensitas hujan sedang tinggi,” tandasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, total rumah yang terendam banjir mencapai 43 unit. Dari jumlah itu sebanyak 14 rumah masuk kategori rusak berat. Air masuk ke dalam rumah dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.

Kondisi itu mengakibatkan barang-barang berharga milik warga habis terendam. Deras arus banjir juga mengakibatkan sejumlah kendaraan hanyut, tembok rumah jebol, benteng runtuh, serta aspal jalan mengelupas.***