HALOJABAR.CO – Ide kreatif dilakukan oleh Yayan Suryana (71) Warga Perum Baloper RT 3/13, Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang berhasil mengubah belerang menjadi pupuk cair atau biasa disebut dengan sulfur yang bernilai ekonomis, sehingga bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.
Pupuk yang dibuatnya itu berasal dari tiga bahan baku, diantaranya belerang, minyak kelapa, dan air. Semua bahan itu lalu ia campur dengan nutrisi penyubur tanaman.
“Awalnya saya dapat keluhan dari petani lalu berpikir gimana solusinya. Karena nggak semua petani masuk dalam kriteria penerima bantuan pupuk subsidi, setelah 3 tahun lamanya akhirnya saya menemukan cara membuat pupuk cair dari limbah, minyak kelapa, dan juga nutrisi lainnya,” tuturnya belum lama ini.
Menurutnya untuk membuat pupuk sulfur, melalui berbagai macam langkah, seperti didetoksifikasi dengan cara mencampur sulfur, filit, loess, garam, dan air. Jadi memproduksi pupuk sulfur cair dengan cara mencampur sulfur yang didetoksifikasi.
BACA JUGA: Rakerda Dekranasda, Amanda Soemedi Ingatkan Pentingnya Inovasi
Ia menilai, sulfur memiliki banyak fungsi, salah satunya menjaga pertumbuhan pada tanaman. Termasuk metabolisme nitrogen, aktivitas enzim, dan sintesis protein dan minyak.
Umumnya, tanaman yang kekurangan sulfur, lanjut dia memiliki batang yang pendek atau kurus serta daun muda (atas) menguning. Dengan kekurangan nitrogen, menguningnya daun yang lebih tua dan lebih rendah terlebih dahulu.
“Seperti di wilayah Kecamatan Saguling, komoditi timun dicoba pakai pupuk cair sulfur. Alhamdulillah subur, kebetulan saya punya lahan disana dan dicoba di sana menggunakan pupuk sulfur dengan nama “Ala Japur”,” ucapnya.
Tak hanya aman, pupuk cair sulfur yang dikenal dengan nama “Ala Japur” tersebut tak memakan biaya mahal dibanding dengan membeli bahan pembuat pupuk cair biasanya.
“Harganya terjangkau hanya Rp20 ribu/botol. Kalau yang biasa dibeli petani kan biasanya diatas segitu. Selain untuk tanaman saya, pupuk cair ini juga bisa diperoleh petani yang membutuhkan terutama sekarang harga pupuk cair lagi mahal,” paparnya.
BACA JUGA: Digiplus Perluas Jangkauan di Bandung, Komitmen Dukung Gaya Hidup Masyarakat Urban dengan Inovasi
Tak hanya membuat pupuk cair berbahan baku belerang, tapi Yayan juga memanfaatkan limbah padi sebagai media tanam sekam dan kotoran hewan ternak menjadi kompos.
“Media sekam dan campuran kompos ini bisa ditanami bibit tanaman sayur seperti terong-terongan, cabai, tomat dan sebagainya,” kata dia.