HALOJABAR.CO – Keberadaan instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dinilai belum maksimal.
Pasalnya aroma bau sampah masih tercium kuat, bahkan air lindinya kerap mengalir bermuara ke sungai besar seperti Cimeta, Citarum hingga Waduk Cirata.
Itu bisa terlihat dari kondisi air di sungai Cipanawuan, Ciganas, Cipicung yang berwarna kecokelatan pekat, berbusa dan mengeluarkan bau menyengat.
Penyebabnya karena pipa pengeluaran air atau outlet instalasi pengolahan air limbah (IPAL) TPA Sarimukti masih memproduksi air lindi yang diduga merembes ke badan sungai.
Kondisi ini dikeluhkan oleh warga di sekitar permukiman termasuk para petani yang lokasi sawahnya berdekatan dengan TPA Sarimukti.
“Setiap hari kami lewat sini dan aroma bau sudah biasa, terus warna air sungai juga warnanya pekat,” kata salah seorang warga, Abah Sobirin (67) warga Kampung Cinagrog, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Selasa 10 Desember 2024.
BACA JUGA: Sekda Herman Suryatman Dorong Optimalisasi IPAL di TPPAS Sarimukti
Warga lainnya, Diki (37) mengungkapkan kondisi air sungai berwarna cokelat dan berbusa tersebut terjadi sejak adanya TPA Sarimukti. Mengingat ia tinggal di daerah ini sudah puluhan tahun.
Meskipun berada sekitar 100 meter di atas sungai Ciganas, di area permukiman yang hanya ada 5 rumah panggung itu ketara dengan bau menyengat.
“Saya ingat dulu airnya bersih dan jernih. Sejak ada TPA Sarimukti air di sungai Ciganas ini jadi cokelat, berbusa dan bau, memang sangat tidak nyaman,” tuturnya.
Terpisah, Manajer Divisi Pendidikan WALHI Jabar M. Jefry Rohman mengatakan keberadaan TPA Sarimukti memang banyak menimbulkan dampak negatif. Apalagi jika tata kelolanya tidak dijalankan dengan optimal.
Dia menilai Pemprov Jawa Barat harus serius dalam menangani setiap masalah yang ditimbulkan bak sampah tersebut. Air lindi harus diolah dengan IPAL yang representatif.
“Dikelola dengan baik agar air lindinya tidak mencemari badan sungai ataupun lingkungan penduduk yang pada akhirnya mencemari kehidupan air terutama sungai Citarum yang jelas di hulunya sudah tercemar ditambah dengan suplai air lindi dari TPA Sarimukti,” ujarnya.***