HALOJABAR.CO – Luas wilayah jadi kendala dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), terutama dalam menjangkau sekolah di wilayah pelosok.
Sejauh ini program MBG di KBB baru berjalan di beberapa kecamatan seperti Batujajar yang baru dilaksanakan awal pekan ini. Sasarannya sebanyak 3.500 orang terdiri dari siswa sekolah, santri, dan ibu hamil.
“Di Bandung Barat jumlah siswa ada 240 ribu, kalau misalkan satu dapur 3.000 porsi, berarti kurang lebih membutuhkan 80 dapur untuk mengakomodir semuanya,” kata Pj Bupati Bandung Barat, Ade Zakir, Kamis 16 Januari 2025.
Kendala tersebut menyangkut tidak adanya dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku penyedia program MBG yang tersebar di 165 desa di seluruh wilayah KBB.
Padahal berdasarkan estimasi, minimal harus ada 80 SPPG yang bisa melayani 240 ribu pelajar atau siswa se-Bandung Barat agar program ini merata hingga ke wilayah pelosok.
BACA JUGA: Pantau Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, Pj Bupati KBB Sebut Menunya Bisa Masuk di Siswa
Selain itu, kendala lainnya adalah belum adanya regulasi teknis dari Badan Gizi Nasional terkait keterlibatan pemerintah daerah dalam menyukseskan MBG. Saat ini, pemerintah daerah hanya sebatas melakukan tugas monitoring pembagian.
“Ya kami masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat terkait hal itu, jadi sekarang hanya sebatas memonitoring agar MBG berjalan lancar dan sesuai rencana,” tuturnya.
Meski begitu, Ade optimistis program MBG akan bisa memenuhi target hingga pelosok KBB. Terutama di wilayah selatan yang membutuhkan layanan khusus mulai dari pasokan pangan hingga proses distribusi mengingat adanya wilayah yang sulit diakses.
“Nanti teknisnya mungkin disesuaikan dengan wilayah karakter Bandung Barat, ada perlakuan khusus untuk di selatan,” pungkasnya.***