HALOJABAR.CO – Kasus temuan BBM jenis Pertamax yang dioplos dengan Pertalite membuat masyarakat kecewa hingga sebagian memutuskan beralih membeli ke SPBU swasta.
Mereka yang awalnya berharap mesin kendaraannya terjaga karena memakai BBM oktan tinggi, kini harus khawatir mengalami kerusakan karena BBM jenis Pertamax dioplos Pertalite.
Bukan hanya masyarakat yang dirugikan, tapi negara juga turut dirugikan dengan praktik pengoplosan tersebut. Tak tanggung-tangung, negara dirugikan hingga Rp193,7 triliun akibat tindakan tersebut.
Alhasil kini sebagian dari masyarakat mulai beralih mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta, seperti Shell dan Vivo daripada milik Pertamina.
“Saya jelas kecewa dengan terungkapnya kasus ini. Sekarang jadi lebih milih isi BBM ke SPBU Shell atau Vivo,” kata salah seorang warga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), M Sahril (31), Rabu 26 Februari 2025.
Dirinya sangat menyayangkan adanya praktik upgrade blending atau mencampur pertalite dengan pertamax yang dilakukan pihak Pertamina.
Bahkan temannya sendiri sudah ada yang jadi korban karena kendaraannya tidak bisa di-stater atau mati. Selain itu di dalam tangki BBM-nya terdapat banyak kerak yang jadi penyebab mobilnya rusak ketika dibongkar pihak bengkel.
“Temen saya itu terpaksa merogoh kocek sampai Rp7 juta untuk memperbaiki mobilnya. Terus mau minta ganti ke mana? Karena orang bengkelnya bilang bahwa itu (kerak) berasal dari BBM,” sambungnya.
Untuk itu dirinya kini lebih memilih SPBU swasta lantaran kendaraan yang dipakainya untuk bekerja sehari-hari dikhawatirkan rusak. Meski harganya sedikit lebih mahal dari BBM di SPBU Pertamina, namun kalau kualitasnya lebih terjamin.
BACA JUGA: Warga KBB Jadi Korban Begal Usai Mengisi BBM di Padalarang, Motor Honda Beat Raib Dibawa Kabur
“Walaupun mobil saya mesin dengan CC kecil kalau enggak dijaga sayang juga jadi kini sengaja mengisi BBM di SPBU Shell di Kota Baru Parahyangan atau di Pasteur Bandung,” ucapnya.
Warga lainnya Onil (32) mengaku lebih memilih mengisi bahan bakar minyak di SPBU seperti Shell atau Vivo usai mengetahui kabar adanya pertamax oplosan.
“Setelah tahu adanya kondisi ini ya lebih baik pilih isi BBM di SPBU swasta meski harganya lebih mahal sedikit,” ucap warga asal Cipatat ini.
Tak cuma itu, ungkap Onil, sebagai masyarakat dirinya kecewa lantaran selama ini ditipu oleh pejabat di Pertamina.
“Miris ya kok tega banget di tengah kondisi negara yang sedang tidak baik-baik saja mereka merugikan negara sampai ratusan triliun, padahal gajinya udah gede,” keluhnya.