Disparbud KBB Periksa Kesiapan Objek Wisata Menjelang Libur Lebaran

Wisata KBB Libur Lebaran
Kepala Bidang Pariwisata pada Disparbud KBB, David Oot saat melakukan monitoring kesiapan tempat pariwisata di Grafika Cikole Lembang. (Foto: Dok. Disparbud)

HALOJABAR.CO – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB) melakukan pemeriksaan keamanan dan kenyamanan sejumlah destinasi wisata jelang libur Lebaran 2025.

Pemeriksaan kesiapan objek wisata di KBB sebagai persiapan dalam menghadapi momen libur panjang yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 2025 atau Lebaran. Sehingga untuk memastikan wisatawan merasa nyaman ketika berwisata.

“Kami melakukan kegiatan rutin memeriksa kenyamanan dan keamanan tempat-tempat wisata. Sampai Senin kemarin, sudah 17 destinasi wisata yang diperiksa,” kata Kepala Bidang Pariwisata pada Disparbud KBB, David Oot, Rabu 26 Maret 2025.

Menurutnya, beberapa wahana wisata yang diperiksa antara lain Funicular atau kereta kabel di Chanaya Resort dan Cafe, jembatan di Sarae Hill, perahu di Floating Lembang, dan sebagainya. Seperti untuk funicular diperiksa dengan monitor validasi bagian perawatan teknisnya.

David menyebutkan secara umum kondisi wahana di destinasi wisata yang ada di Bandung Barat tidak bermasalah. Dengan demikian siap dikunjungi wisatawan.

BACA JUGA: Pemprov Jabar Siapkan 55 Posko Piket Lebaran

Dirinya menambahkan, berdasarkan data pada Disparbud KBB terdapat 158 atraksi atau daya tarik wisata. Terdiri dari 91 buah yang berbasis alam, 19 buah wisata berbasis budaya, dan 48 destinasi buatan. Kemudian ada sebanyak 306 tempat penginapan dan 258 restoran.

“Prinsipnya Bandung Barat siap menyambut kedatangan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia,” tandasnya.

Dirinya mengingatkan kepada pengelola destinasi wisata agar selalu memperhatikan faktor aman, nyaman, dan menyenangkan. Jika bisa menerapkan ketiga faktor tersebut bisa memberikan pengalaman menyenangkan kepada para wisatawan.

Lebih lanjut dikatakannya pembangunan kepariwisataan di KBB mengedepankan konsep Pariwisata yang berkelanjutan. Sehingga lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas seiring fokus pada wisata yang ramah lingkungan dan berbudaya.

Serta lebih berkarakter yang pada akhirnya mendapatkan manfaat (multiplier effect) yang optimal dari kegiatan kepariwisataan itu sendiri dalam mencapai kesejahteraan. Melalui tata kelola destinasi yang baik akan memberikan jaminan rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisatanya.

“Dengan memberikan pengalaman yang menyenangkan, maka wisatawan bisa melaksanakan kunjungan kedua, ketiga dan seterusnya,” tandasnya.***