HALOJABAR.CO – Warga Kampung Pencut RT 02/07, Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang terdampak bencana pergerakan tanah menunggu janji realisasi bantuan dari Pemda KBB.
Tercatat ada tiga rumah warga yang rusak berat dan ringan akibat pergerakan tanah di Desa Lembang yang berimbas kepada robohnya material Tembok Penahan Tanah (TPT) setinggi 10 meter di lahan Observatorium Geofisika BMKG, pada Jumat 16 Mei 2025.
“Kejadian robohnya TPT itu Jumat kemarin sekitar pukul 3.15 WIB, akibatnya ada 3 rumah warga yang tertimpa, dan 1 sapi milik Ketua Rt 02, Asep Firman, yang ikut terdampak,” kata Asep, Selasa 20 Mei 2025.
Dia menyebutkan, dari tiga rumah yang rusak itu terdiri dari masing-masing 5 anggota keluarga, sehingga jumlah jiwa yang terdampak longsor ada 15 orang.
Warga sebelumnya sudah lama khawatir dengan keberadaan TPT yang berdiri di samping gang yang memisahkan antara gedung BMKG dan rumah warga.
Pasalnya TPT tersebut dibangun dengan pondasi yang kurang kuat karena menggantung. Tanahnya tidak digali lagi melainkan langsung dibuat sejajar dengan permukaan gang yang melintas di belakang Gedung Observatorium Geofisika BMKG.
BACA JUGA: Hindari Korban Jiwa, Rumah Terdampak Pergerakan Tanah di Cibabat Cimahi akan Dibongkar
Unan warga yang rumahnya terdampak cukup parah mengatakan, memang bencana longsor itu sudah takdir tapi ada kelalaian manusia, karena konstruksi pondasinya yang tidak baik.
“Pondasinya itu ngegantung sehingga pergerakan tanah bisa merusakan benteng ini,” tuturnya.
“Pemerintah atau BMKG harus menaruh perhatian karena ini urgent. Yang rugi rumah warga, termasuk saya,” keluhnya.
Warga lainnya, Noneng mengaku bahwa sebelum kejadian hujan deras terus menerus mengguyur Lembang. Kemudian TPT itu tiba-tiba sekitar pukul 03.15 WIB roboh dan menimpa 3 rumah warga.
“Gak ada tanda-tanda sebelumnya, untung tidak ada yang terluka walau rumah kami rusak,” ucapnya.
Para korban terdampak menuturkan, mereka kecewa dengan penanganan BMKG yang lebih mementingkan bentengnya ketimbang melakukan penanganan terhadap warga yang terdampak.
Meski sudah ditinjau pihak Desa, BPBD dan Camat, namun belum ada solusi riil bagi korban terdampak. Ia bahkan mengatakan bahwa 15 jiwa terdampak diungsikan atas inisitif warga setempat.***