HALOJABAR.CO – Pengusaha hotel di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengeluhkan minimnya angka okupansi tamu hotel yang menginap.
Bahkan kondisi itu sudah terjadi sejak dari awal hingga pertengahan tahun ini dan belum ada tanda-tanda menunjukkan grafik akan ada peningkatan.
“Perekonomian sedang buruk, jadi tingkat okupansi juga sedikit,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) KBB, Eko Suprianto, Sabtu 7 Juni 2025.
Eko menyebutkan, kondisi perekonomian yang sedang sulit menjadi salah satu indikator minat masyarakat untuk menginap di hotel menjadi turun. Belum lagi adanya sejumlah kebijakan yang tidak pro kepada pelaku wisata.
Disebutkannya, berdasarkan data dari 13 hotel yang ada di bawah naungan PHRI KBB menggambarkan jika angka okupansi tamu hotel masih sangat minim.
Hal ini dikhawatirkan jika terjadi terus menerus bisa membuat pengusaha hotel kesulitan membayar para pekerja.
BACA JUGA: Arus Balik Libur Panjang, Okupansi Kereta Cepat Whoosh di Atas 80 Persen
“Okupansi hotel di KBB selama tahun 2025 tidak terlalu menggembirakan. Seperti di Bulan Januari hanya 48 persen, kemudian Februari 33 persen, Maret 18 persen, April 40 persen dan Bulan Mei 37,4 persen. Tidak bagus tapi ya alhamdulillah,” tuturnya.
Adapun biasanya pada momen libur panjang atau hari besar cuti bersama angka okupansi hotel penuh. Berbeda dengan tahun ini, ketika ada beberapa momen libur panjang tidak serta merta membuat okupansi hotel naik.
Dia mencontohkan, pada momen libur panjang pekan lalu yang bertepatan dengan libur Kenaikan Isa Almasih tidak ada okupansi hotel yang mencapai 100 persen. Yakni di tanggal 28 Mei rata-ratanya hanya 24,3 persen, 29 Mei 77,8 persen, 30 Mei 84,5 persen, dan 31 Mei okupansinya 67.2 persen.
“Ya tidak seperti dulu kalau libur panjang hotel pasti rame, kalau sekarang berat,” tandasnya.***