HALOJABAR.CO – BMKG Stasiun Bandung memperingatkan warga untuk mewaspadai potensi terjadinya angin puting beliung di masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Peralihan musim dari kemarau ke penghujan sedang berlangsung. Hal itu ditandai dengan intensitas hujan yang mulai turun beberapa kali di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Bandung Barat (KBB)
Kondisi tersebut kerap menghadirkan fenomena alam seperti angin kencang dan juga puting beliung. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu di Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, KBB, saat turun hujan terjadi angin puting beliung.
Penampakan angin puting beliung di langit Desa Kertamulya itu dibenarkan oleh petugas lapangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB. Bahkan kejadian itu pun sempat terekam oleh kamera smartphone warga.
BACA JUGA: BPBD Jabar Ingatkan Masyarakat Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi
Terkait fenomena angin puting beliung, Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu mengatakan fenomena alam itu merupakan salah satu kondisi yang ditimbulkan pada kondisi peralihan cuaca. Mengingat hampir dua bulan terakhir khususnya di Jawa Barat terjadi musim kemarau panjang.
Adapun dalam beberapa hari terakhir sudah mulai turun hujan dengan intensitas cukup tinggi. Oleh karena itu menurutnya di minggu ke dua pada Bulan September 2024 sudah masuk musim peralihan dari musim kemarau ke penghujan.
“Angin puting beliung itu kan salah satu potensi yang ditimbulkan di kondisi ketika peralihan cuaca,” terangnya belum lama ini.
Dikatakannya mengacu kepada cuaca beberapa hari belakangan ini, ada potensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir juga angin kencang pada sore hari. Hujan juga kerap terjadi pada malam hari.
BACA JUGA: Sudah Bayar Ratusan Juta untuk Hewan Kurban, Warga KBB Tertipu dan Lapor Polisi
Terutama di mana terjadi pemanasan kuat antara pukul 10.00 sampai 14.00. Biasanya ditandai dengan jenis awan berwarna gelap dan menjulang tinggi, seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (awan jenis cumulonimbus).
Kendati demikian, lanjut dia, bahwa hujan di musim peralihan di Jawa Barat terjadi dengan intensitas rendah. Namun khusus disejumlah wilayah seperti di Bogor diprediksi hujan masuk dalam kategori menengah. Sebarannya hujan di musim peralihan ini hampir merata di seluruh Jabar.
Selama kondisi itu dirinya meminta agar masyarakat yang tinggal di daerah bertopografi curam atau bergunung mewaspadai potensi longsor. Kemudian pada daerah dataran rendah, supaya waspada potensi banjir dan genangan serta waspada juga petir dan angin kencang.