HALOJABAR.CO – Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 4 di Pilkada KBB, Edi Rusyandi – Unjang Asari (EDUN) berjanji akan memperhatikan nasib para guru ngaji.
Keberadaan guru ngaji di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga kini masih belum terperhatikan dengan baik. Khususnya dalam kesejahteraan yang mereka dapatkan.
Berkaca dari kondisi itu, paslon EDUN berjanji akan memperhatikan nasib para guru ngaji.
“Kami janji akan memperhatikan guru ngaji dengan program insentif guru ngaji yang diberikan setiap bulan,” kata Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bandung Barat, Unjang Asari, Rabu 25 September 2024.
Menurutnya, saat ini insentif guru ngaji di KBB hanya diberikan setahun sekali dengan nilai Rp300 ribu. Tapi jika pasangan EDUN dipercaya untuk memimpin KBB maka insentif itu akan diberikan setiap bulan dengan besaran Rp500.000.
BACA JUGA: Dapat Nomor Empat di Pilkada KBB 2024, Paslon EDUN Siap Percepat Kemakmuran Bandung Barat
“lnsyaallah nanti kami akan berikan Rp500.000/bulan,” sambungnya.
Unjang mengakui, guru ngaji memiliki andil yang sangat besar dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Namun, selama ini sumbangsih mereka kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Peran para guru ngaji sangat penting dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berdaya saing. Oleh karena itulah pasangan EDUN sangat mengapresiasi peran serta mereka dalam melahirkan generasi penerus berkualitas.
Sudah selayaknya pemerintah daerah memperhatikan keberadaan mereka. Pemberian insentif sebagai wujud apresiasi kepada guru ngaji karena mereka telah menurunkan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.
“Saya kira dengan kemampuan APBD KBB bisa mengcover kebutuhan insentif bagi para guru ngaji,” ujarnya.
BACA JUGA: PSI Jatuhkan Dukungan ke Pasangan EDUN di Pilkada KBB, Ini Alasannya
Disinggung soal teknis pemberiannya agar tepat sasaran, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini sudah membuat kriteria bagi guru ngaji yang akan menerima insentif.
Antara lain bukan berstatus guru diniyah dan tervalidasi MUI Desa, dan aktivitas mengajinya dilaksanakan secara rutin.
“Mereka ini kan mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengajarkan anak didiknya mengaji. Jadi insentif diberikan sebagai kompensasi dari kerja kerasnya,” tandasnya.***