HALOJABAR.CO – Banjir bandang melanda kawasan underpass Padalarang di Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu 15 Maret 2025 malam.
Akibatnya salah satu akses utama menuju kantor Pemda Kabupaten Bandung Barat itu lumpuh total karena kendaraan tidak bisa melintas, akibat ketinggian air mencapai sekitar satu meter.
Banjir bandang di kawasan tersebut dipicu oleh hujan deras yang dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) sejak siang hingga malam hari.
Bukan hanya akses jalan, tingginya air juga yang sempat mencapai setinggi dada orang dewasa dan merendam rumah-rumah warga di sekitar wilayah tersebut.
“Hujan besar dari siang jadi banjir setinggi dada orang dewasa,” kata salah seorang warga setempat, Deni (45) di lokasi.
Menurutnya pada saat kejadian sejumlah warga di Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah sempat terjebak banjir hingga nyaris terbawa derasnya air bercampur tanah.
“Saat air tinggi underpass padalarang tak bisa dilalui, bahkan mobil, motor, gerobak dan rumah warga terendam air,” ucapnya.
BACA JUGA: Pemprov Jabar Salurkan Bantuan bagi Korban Banjir di Bandung Selatan
Dia menyebutkan, air secara tiba-tiba meluap setelah hujan deras turun. Melihat kondisi itu, warga segera melakukan evakuasi menggunakan tambang untuk menembus derasnya air hingga bisa selamat ke wilayah yang tidak tergenang.
“Jadi waktu lagi nonton tv tiba-tiba air datang masuk ke dalam rumah. Saya mendengar ada orang teriak banjir-banjir,” kata dia.
Warga Kampung Lebaksari lainnya Ami menambahkan, air bah datang saat hujan deras mengguyur Ngamprah. Air masuk ke dalam rumah bahkan dirinya tak dapat menyelamatkan barang berharga.
“Saya lagi di rumah tiba-tiba air meluber dari sungai masuk ke dalam rumah,” katanya.
Menurutnya, banjir di kawasan tersebut kedua kalinya terjadi. Terakhir kawasan itu dilanda banjir pada akhir Desember 2019 lalu. Dirinya berharap Pemda KBB bisa mengatasi persoalan banjir.
“Saya meminta Pemda KBB segera menemukan solusi atas persoalan ini, karena dulu jaman Bupati Aa Umbara juga sempet kata gini (banjir),” pungkasnya.***