HALOJABAR.CO – Sebanyak 537 paket bahan pokok atau sembako murah ber subsidi dari Pemprov Jawa Barat didistribusikan di Kota Cimahi, Selasa 3 Juni 2025.
Paket tersebut merupakan bagian dari Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar menjelang Idul Adha 1446 H/2025.
“Ini bantuan dari Pemprov Jabar melalui pasar murah sembako. Paket sembako seharga Rp145.100, ditebus Rp73.000 artinya ada subsidi 50 persen. Jumlahnya terbatas, Cimahi kebagian 537 paket,” kata Wali Kota Cimahi Ngatiyana di Kantor Kelurahan Cibeureum, Kota Cimahi, di sela-sela kegiatan.
Ngatiyana mengatakan paket bahan pokok tersebut meliputi 5 kg beras, 1 kg tepung terigu, 2 liter minyak goreng, dan 1 kg gula putih yang dapat ditebus dengan harga Rp73.000.
Subsidi bahan pokok tersebut dilakukan dalam rangka menyambut Idul Adha 2025. Diharapkan dapat meringankan beban masyarakat di tengah adanya potensi kenaikan harga bahan pokok yang kerap terjadi jelang perayaan hari besar keagamaan.
“Pemerintah mengadakan operasi pasar murah bersubsidi untuk meringankan beban masyarakat,” imbuhnya.
Menurutnya paket bahan pokok subsidi diprioritaskan bagi warga dengan ekonomi rendah hingga mengalami miskin ekstrem di Kelurahan Cibeureum, Kota Cimahi.
“Jadi sasarannya mereka yang membutuhkan dan warga kurang mampu,” tandasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Hella Haerani menambahkan, dipilihnya Kelurahan Cibeureum sebagai sasaran Opadi karena wilayah tersebut memiliki tingkat kemiskinan ekstrem di Cimahi.
“Ini berdasarkan hasil kajian, di sini ada masyarakat dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di Cimahi,” terangnya.
Sementara itu Kepala Disperindag Jabar Nining Yuliastiani Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) Idul Adha ini akan dilakukan secara bertahap di 15 kabupaten maupun kota di Jawa Barat.
Seperti di Kabupaten Majalengka, Kota Cimahi, Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu.
Lalu Kota Depok, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bekasi.
“Semua berdasarkan kajian seperti tingkat kenaikan harga bahan pokok, kondisi masyarakatnya, hingga pemetaan kantung kemiskinan,” imbuhnya.***